1.KLENTENG SAM PO KONG - JAWA TENGAH
Kamu pasti pernah dengar seorang Laksamana Tionghoa bernama Cheng Ho, yang dulunya berlayar dan singgah di Semarang (tepatnya di daerah Simongan, barat daya Semarang). Ditempat singgahnya ini skr berdiri sebuah klenteng untuk meperingati Laksamana Cheng Ho bernama Klenteng Sam Po Kong atau beberapa menyebutnya Klenteng Gedong Batu (karena berada di gua batu besar yang terletak di sebuah bukit batu).
Menurut sebuah sumber, Laksamana Cheng Ho adalah seorang nahkoda Muslim dari China yang tengah berlayar menjelajah dunia untuk berdagang sambil menyebarkan ajaran Islam. Berhubung Cheng Ho adalah seorang tokoh yang berasal dari daratan China, maka klenteng yang berdiripun kini digunakan sebagai tempat kegiatan pemujaan dan pencarian peruntungan sebagaimana tradisi-tradisi yang biasa dijalankan oleh masyarakat keturunan China hingga saat ini. Padahal menurut Ir. Setiawan dalam bukunya ‘Mengenal Kelenteng Sam Po Kong Gedung Batu Semarang’, tempat ini dulunya merupakan sebuah Masjid.
Sumber yang sama sempat mempertanyakan, apakah Cheng Ho dan Sam Po Kong adalah orang yang sama. Katanya Cheng Ho yang bernama lain Mahuan adalah keturunan Mongol (bukan China) yang menjabat sebagai nahkoda kapal. Sedangkan Sam Po Kong merupakan pemilik kapal niaga tsb. So, keduanya merupakan tokoh yang berbeda. Kedua tokoh ini dipercaya memiliki misi yang sama yaitu menyebarkan agama Islam disepanjang kegiatan berdagangnya (walaupun sampai skr, bukti penyebaran ajaran tsb belum ditemukan).
Sumber lain mengemukakan fakta sebaliknya, dimana Cheng Ho dan San Po Kong adalah tokoh yang sama. Konon, Laksamana Cheng Ho/Zheng He mendapat penghargaan dan diangkat menjadi Thai Kam dengan gelar San Po/Sam Po (Thai Kam merupakan pejabat yang dekat dengan keluarga Kaisar). Sejak tahun 1431 itulah, Cheng Ho lebih dikenal dengan gelar Sam Po Kong/Sam Po Toa Lang atau Dewa Tiga Pusaka atau Tri Ratna.
Di Klenteng ini terdapat sebuah jangkar kapal yang dipercaya sebagai jangkar kapal milik Cheng Ho dan kerap disembah dan disembayangi warga keturunan China untuk mendapatkan berkat dan rejeki. Di dekat gua jg terdapat makam Dampu Awang, seorang juru mudi Cheng Ho yang ramai diziarahi kaum muslim jawa.
Ada fakta menarik yang dikemukakan oleh sebuah sumber. Pada tahun 1431, terdapat beberapa buku untuk penyebaran agama Islam dituliskan oleh pembantu Cheng Ho seperti Haji Ma Huan dan Haji Feh Tsing yang pandai berbahasa Arab dan bertindak sebagai penerjemah dan mencatat segala sesuatu ttg negara2 yang dikunjungi. Namun tulisan2 yang pernah tersiman di klenteng ini selama 400-500 tahun dirampas oleh Residen Poortman pada tahun 1928 dengan alasan menumpas komunis. Dari 3 gerobak catatan yang dirampas, diantaranya terdapat tulisan yang menceritakan peran orang2 Tionghoa dalam penyebaran agama Islam dan pembentukan sejumlah kerajaan Islam di Jawa (seperti kerajaan Demak dengan raja Raden Patah alias Jin Bun). Namun beberapa peneliti yang meragukan hal ini karena setelah meninjau denah dan tata letak ruang di Klenteng Sam Po Kong, sepertinya tidak dokumen sebanyak itu aman tersimpan ratusan tahun di tempat seperti itu.
Pada tahun 1450-1475, setelah dinasti Ming menutup diri dan armada perangnya dimusnahkan serta orang2 Tionghoa dilarang pergi dari daratan Tiongkok maka pengaruh dan pengikut Islan di kalangan orang2 Tionghoa di pesisir utara Jawa menyurut. Masjid2 Tionghoa banyak berubah fungsi menjadi klenteng, dan salah satunya adalah Klenteng Sam Po Kong.
2.PAGODA AVALOKITESVARA - JAWA TENGAH
Posted by sieztha under Wisata Jawa Tengah
Mo cari2 pagoda ga harus jauh2 ke Thailand, di semarang ternyata ada. Dalam perjalanan dari semarang menuju ungaran, di kiri jalan, kita bs menemukan Pagoda Avalokitesvara di Vihara Buddhagaya Watugong. Menurut sebuah sumber, bangunan setinggi 45 meter dengan 7 tingkat ini telah dinyatakan sebagai pagoda tertinggi di Indonesia oleh Museum Rekor Indonesia (MURI).
Pagoda Avalokitesvara bisa jg disebut sebagai Pagoda Metakaruna atau Pagoda Cinta Kasih Sayang lantaran pagoda ini dibuat tuk menghormati Dewi Kwan She Im Poo yang merupakan dewi cinta kasih dan kasih sayang. Pagoda ini mulai dibangun pada bulan Agustus 2005 dengan patung2 dan beberapa barang lainnya yang didatangkan langsung dari Cina. Di lokasi yang sama sebelumnya telah berdiri vihara kecil sejak tahun 1957, dan pagoda ini kini dijadikan jg sebagai tempat ibadah bagi umat Budha (disamping Candi Borobudur).
Once, gw pernah liat pagoda ini di sebuah majalah. Fotonya diambil malam hari. keren banget! sayang, malam hari gw kesana, gw gagal menemukan pintu masuknya dan gelap pula. yang ada niat kita urungkan keesokan pagi.
Pagoda Avalokitesvara memiliki 7 tingkat dengan patung Dewi Kwan Im di tiap tingkatnya yang menghadap ke 4 penjuru. Di tingkat pertama, 4 patungnya beda2. Patung Dewi yang membawa bunga dan teratai dipercaya sebagai tempat pendoa untuk dimudahkan jodoh. Patung Dewi dengan anak perempuan ditujukan untuk pendoa yang ingin punya anak perempuan. Sama juga dengan keberadaan Patung Dewi dengan anak laki2. Dan ada satu lagi patung Dewi Kwan Im tuk pendoa yang ingin panjang umur.
Jumlah patung di Pagoda ini adalah 30 buah. Selain patung Dewi Kwan Im, terdapat pula patung Panglima We Do sebagai pelindung keslamatan sekaligus penjaga pagoda tsb. Patung besar Dewi Kwan Im dipasang menghadap kota Semarang dengan tujuan menjaga masyarakat Semarang dari bencana.
Prabowo Subianto
-
← Revisi sebelumnya Revisi per 26 November 2024 10.49
Baris 602: Baris 602:
Pada tanggal 17 Juni 2009, Prabowo dinyatakan sebagai anggota [[Batak
Toba]...
39 menit yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar